Hadirkan Ketua Umum IKAPROBSI, Tadris Bahasa Indonesia FTIK UIN Gus Dur Pekalongan Gelar Workshop Penyusunan Kurikulum MBKM dan Visi Keilmuan

Foto 1. Foto bersama antara narasumber, pimpinan dekanat, dan peserta workshop

Pekalongan – Dalam rangka menyiapkan lulusan yang berkompeten, unggul, berjiwa adaptif, dan berdaya saing, Program Studi Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan menggelar workshop bertema Penyusunan Kurikulum MBKM dan Visi Keilmuan pada Senin-Selasa (4-5/3). Workshop yang diselenggarakan di Ruang Pertemuan Gedung Perkuliahan Terpadu Kampus 2 ini menghadirkan Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., sebagai narasumber utama, dan Nurhannah Widianti, M.Pd., selaku narasumber pendamping. Adapun peserta kegiatan ini berasal dari unsur dosen, pimpinan dekanat FTIK, kaprodi di lingkungan FTIK, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bidang Bahasa Indonesia tingkat SMP sederajat dan SMA sederajat di lingkup Kota dan Kabupaten Pekalongan, Unit Penjaminan Mutu (UPM) Fakultas, Gugus Penjaminan Mutu (GPM) Prodi, dan perwakilan mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Indonesia angkatan pertama.

Kegiatan workshop ini merupakan agenda perdana yang digelar oleh Prodi Tadris Bahasa Indonesia sebagai wujud komitmen dalam menyiapkan mutu lulusan yang selaras dengan dunia kerja. Selain itu, tujuan utama kegiatan ini adalah untuk membangun pondasi keilmuan melalui visi dan kurikulum program studi. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Prof. Dr. Moh. Sugeng Sholehuddin, M.Ag., dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kurikulum adalah roh atau inti dari suatu program studi. “Tanpa adanya kurikulum, penyelenggaraan perkuliahan di pendidikan tinggi tidak akan terarah dengan jelas, menyalahi regulasi, dan bahkan menghianati undang-undang,” papar Prof. Sugeng.

Foto 2. Penyampaian materi workshop oleh narasumber 1

Sebagai institusi yang berkomitmen kepada mutu, kurikulum yang digunakan oleh program studi harus bersifat adaptif dan memerhatikan potensi mahasiswa. Di era tuntutan kompetensi yang serba unggul, program studi wajib menyiapkan kurikulum yang mendukung talenta pembelajar perguruan tinggi. Hal tersebut dikemukakan oleh narasumber pertama, Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. “Tadris Bahasa Indonesia sebagai program studi baru, cukup tanggap dan adaptif dengan kebutuhan dunia kerja hari ini. Draft kurikulum yang disusun menunjukkan ke arah dukungan terhadap Merdeka Belajar Kampus Merdeka walaupun masih cukup sederhana dan parsial,” tuturnya. Meskipun demikian, menurut Prof. Sarwiji, upaya yang dilakukan oleh Prodi Tadris Bahasa Indonesia ini perlu mendapat apresiasi positif. “Sisi adaptif Prodi Tadris Bahasa Indonesia sebagai prodi baru perlu didukung oleh fakultas dan universitas dalam rangka mewujudkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” ungkap Ketua Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas Sebelas Maret Surakarta yang juga Ketua Pusat IKAPROBSI (Ikatan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia) ini.

Foto 3. Foto bersama antara narasumber 2 dengan peserta workshop

Di kesempatan lain, menurut narasumber pendamping dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Nurhannah Widianti, M.Pd., yang juga pegiat literasi menyampaikan, visi keilmuan program studi haruslah menunjukkan distingsi atau pembeda dengan program studi sejenis yang dimiliki oleh perguruan tinggi lain. Visi yang diusung oleh Program Studi Tadris Bahasa Indonesia FTIK UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan yang berfokus kepada budaya literasi di bidang pendidikan bahasa Indonesia dan pemanfaatannya untuk kemajuan umat manusia, memiliki daya tarik tersendiri. Sebab isu literasi dan kemanusiaan adalah bahasan yang sangat relevan untuk dibicarakan hari ini dan di masa mendatang,” tuturnya. (Abdul’s)